Blogger templates

Minggu, 25 Maret 2012

MANUSIA DAN CINTA KASIH

     Pengertian cinta kasih
Dalam bukunya seni mencinta, Erich Fromm menyebutkan, bahwa cinta itu terutama memberi bukan menerima.
Pengertian tentang cinta di kemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono. Dikatakan nya bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan. Keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas dia , tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dia. Keintiman adalah adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa saying, dan seterusnya. Selanjutnya Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa tidak semua unsur cinta itu sama kuatnya.
Didalam kitab suci Al-Qur’an, di temui adanya fenomena cinta yang  bersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan yaitu tinggi, menengah dan rendah. Tingkatkan cinta tersebut diatas adalah berdasarkan firman Allah dalam surah At-Taubah ayat 24 yang artinya sebagai berikut: katakanlah; jika bapak-bapak, anak-anak , saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang  kamu usahakan, perniagaan yang  kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai  dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.

      Cinta menurut ajaran AGAMA

            Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia msih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seorang mencitai dirinya sendiri. Kadang- kadang mencitai orang lain.atau juga istri dan anaknya, hartanya atau Allah dan Rasul-Nya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
1.      Cinta diri
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menaga diri. Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (QS, Al-‘Adiyat, 100:8)

2.      Cinta kepada sesama manusia
Al-Qur’an menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling cinta mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.
Kasih sayang
Pengertian kasih saying menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Poerwadaminta adalah perasaan saying, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kasih saying sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak di tuntut tanggung jawab, pergorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. 


Manusia dan Cinta Kasih

Manusia tidak bisa lepas dari yang nama nya cinta, karena manusia membutuh kan cinta dan kasih sayang dari orang lain untuk bisa membuat hidup menjadi lebih bermakna dan berwarna. Cinta bukan hanya ketertarikan kepada lawan jenis, tetapi menurut saya cinta juga merupakan perbuatan yang baik yang kita senangi untuk melakukan nya dan berharap untuk bisa terus melakukan nya. Hidup tidak akan terasa indah tanpa rasa cinta. Cinta itu bisa kepada siapa saja seperti cinta kepada Tuhan, Cinta kepada Orang Tua, dan Cinta kepada teman. Cinta kepada Tuhan berarti kita senantiasa beribadah kepada-Nya, dan selalu bertakwa yaitu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Cinta kepada orang tua berarti kita selalu mendengarkan nasehat mereka dan berusaha untuk membuat mereka bahagia. Cinta kepada teman bisa berarti kita selalu ada untuk mereka baik di saat susah maupun di saat senang.
Hidup tanpa cinta bagai sayur tanpa garam, hidup tidak akan lebih berwarna tanpa cinta yang dapat membuat hati menjadi lebih ceria dan gembira.
Cinta yang baik adalah cinta terhapap sesuatu yang baik, bukan terhadap sesuatu yang buruk, karena cinta kepada kebaikan akan membawa kita kearah kebaikan pula. Banyak penyebab terjadi nya cinta, tapi kita juga harus berfikir apakah kita cinta terhapad sesuatu yang baik atau tidak. Cinta terhapad sesuatu yang baik akan menghasilkan efek yang baik pula, dan cinta terhadap sesuatu yang buruk akan menghasilkan efek yang buruk pula.

MANUSIA DAN KESUSASTRAAN

Pengertian Sastra
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) arti kata sastra adalah “karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya”. Karya sastra berarti karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra memberikan wawasan yang umum tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual, dengan caranya yang khas. Pembaca sastra dimungkinkan untuk menginterpretasikan teks sastra sesuai dengan wawasannya sendiri.
Menurut Wellek dan Warren (1989) sastra adalah sebuah karya seni yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. sebuah ciptaan, kreasi, bukan imitasi
2. luapan emosi yang spontan
3. bersifat otonom
4. otonomi sastra bersifat koheren(ada keselarasan bentuk dan isi)
5. menghadirkan sintesis terhadap hal-hal yang bertentangan
6. mengungkapkan sesuatu yang tidak terungkapkan dengan bahasa sehari-hari.
Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan suatu kecakapan dalam menggunakan bahasa yang berbentuk dan bernilai sastra. Jelasnya faktor yang menentukan adalah kenyataan bahwa sastra menggunakan bahasa sebagai medianya. Berkaitan dengan maksud tersebut, sastra selalu bersinggungan dengan pengalaman manusia yang lebih luas daripada yang bersifat estetik saja. Sastra selalu melibatkan pikiran pada kehidupan sosial, moral, psikologi, dan agama. Berbagai segi kehidupan dapat diungkapkan dalam karya sastra.
Sastra dapat memberikan kesenangan atau kenikmatan kepada pembacanya. Seringkali dengan membaca sastra muncul ketegangan-ketegangan (suspense). Dalam ketegangan itulah diperoleh kenikmatan estetis yang aktif. Adakalanya dengan membaca sastra kita terlibat secara total dengan apa yang dikisahkan. Dalam keterlibatan itulah kemungkinan besar muncul kenikmatan estetis. Menurut Luxemburg dkk (1989) sastra juga bermanfaat secara rohaniah. Dengan membaca sastra, kita memperoleh wawasan yang dalam tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual dengan cara yang khusus.
Berdasarkan uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa sastra adalah hasil cipta manusia dengan menggunakan media bahasa tertulis maupun lisan, bersifat imajinatif, disampaikan secara khas, dan mengandung pesan yang bersifat relative.
Genre dari sastra itu sendiri ada 3:
a.       Puisi
b.      Prosa
c.       Drama

Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide.
Jenis-jenis prosa
Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis:
  • Prosa naratif
  • Prosa deskriptif
  • Prosa eksposisi
  • Prosa argumentatif
Prosa baru Meliputi :
  • Cerpen : Suatu bentuk prosa naratif fiktif,cenderung padat dan langsung pada tujuannya,mengandalkan teknik teknik sastra seperti tokoh,plot,tema bahasa dan insight.
  • Novel : Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif,biasanya berbentuk cerita.
  • Biografi : Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
  • Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.).
  • Kritik : karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-   alasan
Prosa lama meliputi :
  • Dongeng : Cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi.
  • Hikayat : Cerita pelipur lara yang sulit diterima akal,merupakan cerita rekaan,namun memiliki pesan dan amanat bagi pembacanya.
  • Sejarah : Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul keturunan.
  • Epos.
  • Cerita Pelipur Lara.



Manusia dan kesusastraan sangat erat kaitan nya, banyak manusia yang ingin  mengungkapkan isi hatinya kepada seseorang yang ia cintai dengan puisi maupun lagu, itu merupakan suatu contoh hubungan manusia dengan kesusastraaan.
Sastra merupakan suatu media yang tepat untuk mengekspresikan jiwa baik dalam bentuk puisi, lagu, maupun cerpen atau novel. Manusia tidak bisa lepas dari yang namanya sastra itu karena manusia itu sendiri adalah bagian dari sastra dan manusia itu juga merupakan pelaku dari sastra. Puisi dan lagu merupakan karya dari manusia, oleh karena itu manusia itu adalah subjek sekaligus objek dari sastra.

saya akan mencoba membuat sebuah puisi, dan mungkin puisi ini masih kurang baik, harap dimaklumi.


" Indah nya senyum mu dan tatapan wajah mu pada ku
membuat hatiku bergetar, dan detak jantungku terasa berdetak lebih kencang
inikah yang namanya cinta
aku tidak tahu sekali lagi aku tidak tahu
rasa ini tiba-tiba saja hadir di dalam hati ku
dan memberi warna baru dalam hidupku
rasa yang tak biasa ini hadir begitu saja tanpa ku sadari
rasa ini membuat ku tak pernah berhenti tuk memikirkan mu
apakah ini pertanda cinta ?
atau hanya sekedar rasa yang kini hadir dan terus menghilang begitu saja. "



MANUSIA DAN KEBUDAYAAN



Pengertian manusia
Menurut Wikipedia Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran.
Dari segi biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Dari segi kerohanian, manusia dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.
Dalam antropologi kebudayaan, manusia dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Menurut para ahli :
  1. I Wayan Watra : manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
  2. Sokrates : ia mengartikan manusia secara fisik yaitu manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
Pengertian kebudayaan


           Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari budhi (budi atau akal) yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.


Wujud Kebudayaan


1. Gagasan
    Wujud kebudayaan ini bersifat abstrak artinya tidak dapat di sentuh dan di raba, karena           kebudayaan ini berasal dari fikiran dan ide-ide dari masyarakat.

2. Aktivitas (Tindakan)
    Kebudayaan yang berpola dari tindakan manusia itu sendiri. Bisa juga disebut kebudayaan itu sebagai tindakan dari manusia itu sendiri.

3.  Artefak (Karya)
    Kebudayaan ini bersifat fisik karena merupakan suatu karya dari manusia yang berupa benda-benda atau hal-hal yang bisa disentuh atau diraba, dilihat, dan di dokumentasikan.

wujud dari kebudayaan ini saling berkaitan satu sama lain dan tidak dapat di pisahkan. Karena sebuah hal itu berasal dari gagasan atau ide manusia dan dituangkan dalam suatu tindakan sehingga menghasilkan suatu karya.

Manusia dan Kebudayaan

Dari definisi kedua kata di atas yaitu manusia dan kebudayaan dapat kita ambil sebuah kesimpulan yaitu bahwa manusia adalah pelaku dari kebudayaan karena manusia memiliki budi dan akal.
Manusia sangat erat sekali kaitan nya dengan kebudayaan karena manusia itu sendiri merupakan pelaku dari kebudayaan itu sendiri. Budaya itu sendiri kalau kita lihat ada budaya yang sifat nya baik dan ada budaya yang sifat nya buruk.
Budaya itu akan bernilai baik apabila akibat dari budaya yang dilakukan itu berdampak baik bagi sekitar nya. Dan sebalik nya budaya itu akan bernilai buruk apabila akibat dari budaya yang dilakukan itu berdampak buruk bagi sekitarnya.

Kita sebagai pelaku dari kebudayaan seharusnya bisa berfikir atas apa yang kita lakukan atau perbuat karena segala hal yang berhubungan dengan budi dan akal kita merupakan suatu kebudayaan.
Dengan begitu setiap tindakan baik atau buruk yang kita lakukan itu berasal dari kebudayaan yang ada pada diri kita sendiri.

Kita sebagai generasi penerus bangsa seharusnya  bisa memberikan budaya yang baik kepada generasi-generasi berikut nya. Jika membahas masalah budaya tidak akan ada pernah habis nya karena setiap manusia mempunyai budaya yang berbeda-beda tapi hanya memiliki satu nilai yaitu baik atau buruk. Dan nilai itu sendiri tergantung dari dampak yang di hasilkan di masyarakat.

Didalam kebudayaan terkandung juga pengetahuan, semakin baik pengetahuan seseorang maka akan baik pula lah perilaku nya. Didalam kebudayaan juga terkandung hukum, kesenian dan lain sebagainya.
Menurut Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat di tentukan oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu sendiri (Cultural-Determinism).
Jadi sesuatu yang baik dalam masyarakat itu berasal dari budaya yang baik, dan sebalik nya sesuatu yang buruk di dalam masyarakat itu berasak dari budaya yang buruk.

Jumat, 02 Maret 2012

MANUSIA DAN POTENSINYA


BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG



              Potensi manusia dewasa ini semakin banyak yang harus di gali. Di karenakan kemajuan teknologi sehingga berdampak juga kepada manusia itu sendiri. Dengan keadaan seperti ini manusia harus pintar-pintar mengatur dirinya sendiri agar tidak terjebak di lubang hitam.
Manusia dengan kelengkapan dari semua aspek yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa, dapat melakukan pengembangan sesuatu dengan begitu cepat. Contohnya, perkembangan teknologi, teknologi adalah buatan manusia yang terus di kembangkan agar lebih memudahkan pekerjaan manusia itu sendiri. Dan itu mempunyai dampak positif dan negative.

Manusia diciptakan sebagai makhluk paling mulia dan terbaik di antara makhluk ciptaan Tuhan lainnya karena dibekali berbagai macam potensi yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Namun terkadang, kita tidak sadar bahkan tidak tahu sama sekali apa potensi yang ada pada diri kita sehingga terkadang kita hidup dengan kondisi seadanya, mudah menyerah dan tidak mempunyai impian besar.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu potensi akal ?
2. Apa itu potensi jasmani ?
3. Apa itu potensi rohani ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui apa itu potensi akal
2. Mengetahui apa itu potensi jasmani
3. Mengetahui apa itu potensi rohani


BAB II
PEMBAHASAN


Jika kita mau merenung, sebenarnya ketika kita diciptakan, Tuhan pasti tidak akan membiarkan hamba-Nya hidup dalam kesengsaraan dan penderitaan. Maka dari itulah Tuhan membekali manusia dengan segenap potensi yang ada dalam dirinya. Potensi itu meliputi: potensi akal (mind), jasmani (fisik), dan rohani (spiritual). Ketiga potensi ini akan memberikan kemampuan kepada manusia untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya sendiri. Manusia diberi kebebasan untuk menentukan takdirnya. Semua itu tergantung dari bagaimana mereka memanfaatkan potensi yang melekat dalam dirinya.
Ketiga potensi tersebut saling menunjang dan melengkapi, tetapi dari ketiga komponen itu, potensi spiritual dan akal memegang peranan penting dalam menentukan kesuksesan seseorang dalam kehidupan, sebab dari kedua potensi itulah manusia akan tahu kemana akan melangkah, apa yang diinginkan, dan apa yang harus dilakukan. Potensi jasmani hanya menunjang kedua potensi tersebut agar lebih sempurna, walau peranannya juga tidak bisa disepelekan.


1.  Potensi Akal
Manusia dikaruniai potensi akal dan pikirannya, agar manusia dapat membedakan mana yang menjadi suatu kewajibannya mana yang menjadi haknya, dan dapat mebedakan mana yang benar dan salah. Manusia diberikan potensi akal dan pikiran tidak lain dan bukan hanya untuk sebagai bantuan dalam mencapai tujuan didunia ini yakni sebagai seorang khalifah yang mengabdi kepada Allah SWT.  Mengapa Allah menginginkan manusia agar menjadi seorang khalifah yang utuh. Sebab dalam mencapai tujuan kita untuk mengabdi kepada Allah SWT serta mencapai ridha-Nya didalam kitab pedoman hidup kita (al-Qur’an) Allah memerintahkan kita untuk mempelajari ilmu yang telah ada dan mengembangkannya serta mengajarkan apa yang telah kita dapatkan kepada orang lain, agar ilmu yang telah kita dapatkan tidak sia-sia sehingga orang lain mendapatkan ilmu yang  telah kita dapatkan serta terus mengembangkannya hingga tidak terjadinya kesesatan diantara golongan manusia dan kita akan mendapatkan ridha-Nya karena telah menjadi khalifah yang dapat memimpin generasi berikutnya kedalam golongan orang-orang yang berilmu dan beriman. Insya Allah
Potensi akal kita sangatlah besar. Dengan akal kita dapat menciptakan teknologi seperti sekarang ini. Tetapi terkadang akal yang diberikan oleh Sang Pencipta tidak di gunakan dengan baik oleh manusia. Mereka lebih banyak terdorong oleh hawa nafsu. Ketika hawa nafsu sudah pekat mengotori akal kita. Maka, hanya menunggu waktu akan hancurnya peradaban manusia itu sendiri Begitu dahsyatnya potensi akan akal kita sehingga banyak ide-ide brilian yang tercipta. Dimana kadang malah mereka sendiri yang hancur.

2.  Potensi Jasmani
              Selain dikarunia potensi akal yang begitu berharga. Manusia dikarunia juga potensi Jasmani, keadaan fisik tubuh yang baik juga akan berpengaruh dalam menjalani segala cobaan dan ujian yang diberikan oleh Allah SWT dalam mencapai tujuan hidup ini. Oleh karena itu hendaknya kita mepergunakan jasmani kita dengan baik dan benar karena nantinya segala potensi yang telah diberikan oleh Allah SWT akan dipertanyakan di hari akhir nanti sebagai pertanggung jawabannya. Selain itu Allah SWT juga menciptakan manusia yang kondisi jasmaninya tidak sempurna, bukan Allah SWT tidak sayang. Disini lah Allah memberikan kita ujian dan cobaan yang begitu nyata. Apakah manusia jika diberikan kekurangan jasmani akan berpaling dari-Nya atau tetap dalam tujuan hidup-Nya. Allah SWT dalam memberi cobaan dan ujian seperti kekurangan jasmani pada manusia kit aharus meyakini bahwa setiap cobaan dan ujian yang diberikan oleh Allah tidak akan melebihi batas kemampuan manusia itu sendiri tapi kita juga tidak boleh menganggap mudah ujian dan cobaan yang diberikan. Kita harus tetap istiqomah dijalan-Nya, dan meyakini setiap yang diberikan-Nya hanyalah untuk membuat kita menjadi lebih baik lagi sebagai manusia.
Antara orang – orang merdeka dan yang tereksploitasi, sesungguhnya memiliki bekal fisik yang sama. Kedua tangan, kaki, mata, telinga dan mulut. Indera-indera tersebut ibarat pasukan-pasukan hebat yang siap memenangkan pertempuran yang kita perintahkan.
Mengenai struktur tubuh manusia tidak ada bedanya antara orang yang satu dengan orang yang lain, jika dilihat dari struktur organ dan fungsinya, apa pun warna, bentuk dan penampilannya. Masing-masing mempunyai mata, hati, empedu serta anggota tubuh yang lain, setiap anggota tubuhnya terdiri atas sel-sel yang telah dijelaskan sebelumnya sehingga manusia perlu makan , bernafas, bergerak, tidur dan istirahat. Kenyataan bahwa tubuh manusia memerlukan benda tertentu adalah khasiat yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Inilah yang disebut kebutuhan jasmani (al-hazah al-udhuwiyah). Kebutuhuan jasmani ini memerlukan pemenuhan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia perlu kondisi, benda dan aktifitas tertentu.
Kondisi yang diperlukan oleh tubuh manusia antara lain seperti tidur, istirahat dan suhu udara tertentu, sedangakan benda yang diperlukan antara lain seperti makanan, minuman dan udara (oksigen), sedangkan aktivitas yang dilakukan antara lain seperti makan, bernafas, buang hajat dan sebagainya. Inilah kebutuhan jasmani manusia. Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang lahir karena pengaruh kerja struktur organ tubuh manusia. Makanan adalah benda yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan energi, karena zat tertentu yang terdapat dalam makanan tersebut memang sesuai untuk kebutuhan tubuh. Jika zat yang dibutuhkan oleh tubuh tersebut tidak terpenuhi, maka tubuh manusia akan mengalami gangguan atau kerusakan. Dari sinilah biasanya penyakit datang, Inilah gambaran mengenai kebutuhan jasmani.




3.  Potensi Rohani
Allah memberikan kita potensi rohani sejak kita lahir yang berupa ruh, yakni yang kita sebut juga sebagai hati nurani yang dapat kita rasakan dalam tubuh kita masing-masing. Allah memberikan potensi rohani kita sejak lahir dalam keadaan hati yang bersih. Oleh karena itu selayaknya kita sebagai manusia harus tetap menjaga kebersihan hati kita. Serta Allah SWT mengkaruniakan kita ruh dengan hati yang bersih agar kita dapat berfikir jernih dalam menentukan segala suatu hal di dunia ini, dan dapat berfikir baik benar serta memiliki rasa kemanusiaan atau belas kasih terhadap sesama (HablumMinanas) serta rasa keyakinan yang tinggi terhadap Tuhan kita Allah SWT (HablumMinAllah).
              Potensi rohani merupakan salah satu potensi yang secara tidak langsung mengandung “habluminallah” atau hubungan kita dengan sang pencipta, Allah.SWT. Potensi ini juga cukup berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dikarenakan potensi ini tidak bisa di lihat dengan mata biasa tapi bisa kita rasakan. Banyak orang menyebut ini adalah “aura”. Aura merupakan bentuk dari innerbeauty hati yang hanya dapat di rasakan oleh hati. Kerohanian seperti yang saya jelaskan termasuk berhubungan dengan sang pencipta. Ini berarti potensi rohani dapat kita gali lebih dalam lewat agama yang kita anut. Semakin kita kuat atas dasar rohani kita maka kita akan lebih kuat dalam menghadapi cobaan yang ada.
Dalam dunia islam, dzikir adalah salah satu cara agar rohani kita dapat tenang. Ketika kita pejamkan mata lalu mengucapkan dzikir dengan penuh konsentrasi maka dengan sendirinya kita akan merasa tenang . kita dapat merasakan bahwa kita sangat dekat dengan Allah.SWT. bahkan terkadang kita meneteskan air mata. Disini tidak hanya dalam sekejap kita merasakan itu. Kalau kita memahami apa yang terkandung dalam setiap bacaan dzikir, dengan sendirinya dapat menjadi sebuah perbuatan nyata. Maksudnya, apabila rohani kita benar-benar dekat dengan sang pencipta, prilaku dalam dunia sebenarnya akan menjadi positive. Walaupun kita juga tidak menyadari.
Itu hanya awal dari kekuatan atau potensi rohani kita. Selanjutnya terserah kita, dapatkah kita mempertahankan rohani yang tenang dan suci ini atau tidak. Dan semua kembali kedalam nalar atau akal kita. Allah.SWT menciptakan kaum khalifah atau manusia berbeda dengan binatang. Karena kita diciptakan lengkap dengan akal. Allah.SWT menciptakan akal pada manusia dengan tujuan agar manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

.



BAB III
PENUTUP




A. KESIMPULAN



           Dalam hal ini, ketiga potensi manusia yaitu akal, jasmani dan rohani sangatlah besar. Dimana ketika salah satu tidak sejalan maka akan ada ketimpangan atau bencana yang akan terjadi.
Sebagai contoh ketika kita membuat suatu alat berteknologi tinggi. Kita sangatlah membutuhkan ketiga potensi tersebut. Jasmani kita butuhkan untuk mengopersikan pembuatan alat tersebut tetapi apabila tidak ada rohani dan akal maka hanya alat yang tak akan pernah tercipta sesuai dengan yang di harapkan bahkan tidak pernah terwujud.
Ketika kita membuat alat hanya dengan rohani maka niscaya hanya kekuatan aura yang ada tetapi tidak pernah juga terjwujud.
Ketika kita membuat alat hanya dengan akal tanpa ada 2 faktor lainnya maka hanya keinginan dan angan-angan yang tercipta.
Maka dari itu, betapa dahsyatnya ketika kita menggali ketiga potensi kita. Dimana dunia akan damai dan tentram. Maha Besar Allah yang telah memberikan ketiga potensi kita ini.
Jadi ketiga potensi di atas saling membutuhkan satu sama lain seperti manusia yang tak bisa hidup tanpa orang lain, karena manusia adalah makhluk sosial bukan makhluk individu yang juga membutuhkan bantuan orang lain.




Daftar Pustaka